B. Indonesia

Pertanyaan

kontra hukuman di sekolah ?

2 Jawaban



  • Perlu dipahami bahwa makna pendidikan sesungguhnya adalah bagaimana membina seorang insan manusia, yang dalam prosesnya tidak saja melibatkan perkara fisik dan mental tetapi juga hati dan nafsu karena sesungguhnya pendididikan adalah membina hati dan nafsu. Proses pendidikan melibatkan penerapan nilai-nilai moral dan etika. Di dalam pendidikan terdapat proses pemahaman, penghayatan, penjiwaan, dan pengamalan. Ilmu yang telah diperoleh terutama ilmu agama dicoba untuk difahami dan di hayati hingga tertanam dalam hati dan dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain pendidikan menyangkut tentang akhlak........



    Dalam penerapanya, hukuman fisik sering dilalkukan dengan tujuan untuk memberi efek jera agar anak tidak melakukan perbuatan-perbuatan tiadak baik serta mencegah  anak dari melakukan hal-hal buruk. Pemberian hukuman fisik kepada anak sering dipraktikkan para pendidik di masa lampau dan sebagian masih dipraktikkan di era sekarang ini yang kemudian menimbulkan pro dan kontra dalam dunia pendidikan modern.


    Beberapa pakar pendidikan menganggap bahwa penerapan hukuman fisik kepada anak didik masih diperlukan, diantaranya adalah Khoja Nashiruddin Thusi[1] yang menekankan bahwa hukuman fisik diperlukan untuk memberi efek jera terhadap setiap pelanggaran yang dilakukan anak didik, sehingga tidak mengulangi perbuatan buruk yang sama di kemudian hari.


    Sedangkan pakar pendidikan yang menentang hukuman fisisk dalam bentuk apapun, diantaranya adalah Jean Jacques Rousseau[2]. Menurutnya, seorang anak belumlah mengerti perbuatan baik dan buruk serta akibatnya. Anak kecil belum tahu mana yang salah dan mana yang benar. Akan lebih baik dengan membiarkan mereka menemukan dengan sendirinya arti dari kesalahan yang mereka lakukan, dan kemudian menemukan jalan untuk memperbaikinya.


    Pada dasarnya, setiap pendidik mengingikan anak didik mereka menjadi anak yang patuh dan memiliki pribadi yang baik. Maka yang perlu diperhatikan adalah bagaimana agar anak tersebut memahami setiap pendidikan yang diberikan kepadanya. Pemberian hukuman fisik juga masih diperlukan, akan tetapi dengan memperhatikan tingkat kecerdasan dan usia anak serta seberapa besar kesalahan yang dilakukan anak tersebut.
    [1] Khoja Nashiruddin Thusi mengatakan, "Ajari ia (anak-anak) dengan keras agar tidak melakukan perbuatan buruk. Jangan sampai dari kecil sudah terbiasa melakukan perbuatan jelek.Mereka itu suka berdusta, memiliki sifat hasud, suka mencuri, suka mengadu domba, dan juga bandel, suka mencampuri urusan orang lain. Setelah memberikan pendidikan yang sangat keras maka didiklah agar mereka memiliki sikap sopan-santun. Jadi didiklah anak-anak sejak kecil dengan disiplin. Jangan lupa pula untuk memuji sikap-sikap yang baik darinya, waspadailah agar anak-anak tidak memiliki kebiasaan buruk karena seperti peribahasa Al-Insânu hârisun 'ala ma' muni'a (manusia itu penasaran dengan larangan). Manusia itu suka terhadap hal-hal yang menyenangkan dan tidak tahan dengan penderitaan. Seorang pendidik harus bisa membuat anak didiknya sadar dengan perbuatannya sehingga tidak berani lagi mengulangi perbuatan buruknya."

    [2] Jean Jacques Rousseau mengatakan, "Jangan sekali-kali memberikan hukuman kepada anak-anakmu! Karena mereka belum mengerti apa arti melakukan kesalahan. Jangan engkau memaksakan sesuatu sehingga keluar kata-kata memelas dari anak-anak tersebut. Anak-anak itu belum mengerti arti kebaikan dan keburukan. Jadi mereka tidak pantas diberi hukuman. Mereka tidak pantas mendapat kecaman. Biarkan mereka menemukan diri sendiri, jangan batasi mereka, mereka akan sadar sendiri apa yang sebaiknya mereka lakukan



  • Kekerasan:
    yang dimana kekeran ini dilakuakan ketika orang yang memberi hukuman memukul bagian badan tertentu. kita tahu jika ada beberapa angota badan yg sensitif terhadap pukulan, misalkan kepala dan dada. Saat ini hukuman yg bertema kekerasan sudah dibilang merupakan hukuman yang kontra bagi masyarakat indonesia. Oleh karena itu dibanding memberi hukuman ini lebih baik kita memikirkaan hukuman yang lebih bermanfaat bagi orang lain contohnya membersihkan WC, jadwal piket atau tugas siswa yang bermasalah ditambah. menghafal rumus, bacaan Do'a dll.

Pertanyaan Lainnya